- Back to Home »
- Kuliah Semester 2 »
- Materi Dasar Akuntansi (Bab 2)
Posted by : Unknown
Senin, 19 Maret 2012
BAB 2
LAPORAN KEUANGAN
BAB ini menjelaskan laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir
dari proses akuntansi, laporan keuanganmenyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan berbagai pihak (misalnya pemilik dan kreditor).
Laporan keuangan yang utama terdiri atas: neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan modal. Sebelum mempelajari
masing-masing laporan keuangan tersebut, kita akan mempelajari lebih dahulu
tujuan laporan keuangan.
A. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan
laporan keuangan, menurut "Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan" (IAI, 2002), adalah sebagai berikut:
a.
Laporan keuangan menyajikan
informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu
saat tertentu.
b.
Laporan keuangan menyajikan
informasi kinerja (prestasi) perusahaan.
c.
Laporan keuangan menyajikan
informasi tentang perubahan posisi
keuangan perusahaan.
d.
Laporan keuangan mengungkapkan
informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna
laporan keuangan.
Marilah sekarang kita beralih pada
pembahasan masing-masing jenis laporan keuangan utama, yakni neraca, laporan
rugi-laba, laporan perubahan modal.
B. NERACA
Neraca
adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan
perusahaan pada suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga laporan
posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang
dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan.
B.
1. KLASIFIKASI INFORMASI DI NERACA
Di neraca, informasi
diklasifikasi berdasarkan pos-pos yang sejenis. Pos-pos yang sejenis
dikelompokkan dan dijumlahkan sehingga mempunyai makna tertentu untuk
kepentingan analisis.
Tiga kelompok umum yang
tersaji di neraca adalah aktiva, utang, dan modal pemilik.
·
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomik (economic resources) yang
dikuasai oleh perusahaan dan masih memberikan kemanfaatan di masa yang akan
datang.
·
Utang merupakan pengorbanan ekonomik (economic sacrifices) untuk
menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang.
·
Modal pemilik adalah hak residu atas aktiva setelah dikurangi dengan utang.
Tabel 2.1. berikut ini menyajikan format umum neraca:
NERACA |
|
Aktiva
Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap Bewujud
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva Lain - lain
|
Utang dan
Modal Pemilik
Utang Lancar
Utang Jangka
Panjang
Modal Pemilik
|
o AKTIVA LANCAR
Aktiva
lancar meliputi kas dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang dapat dicairkan
menjadi kas, dijual, atau dipakai habis dalam rentang waktu satu tahun sejak
tanggal neraca atau satu siklus kegiatan normal perusahaan. Termasuk
dalam aktiva lancar, antara lain, adalah piutang usaha, surat-surat berharga,
dan gaji yang dibayar di muka.
Siklus
kegiatan atau siklus operasi (operating cycle) perusahaan adalah waktu
rata-rata yang diperlukan dalam rangka menciptakan pendapatan, sejak
perusahaan mengeluarkan kas sampai ia menerima kembali kas tersebut. Bagi
perusahaan dagang yang membeli dan menjual barang secara tunai, siklus
operasinya seperti gambar 2.1.
Dalam kelompok aktiva
lancar di atas terdapat informasi cadangan piutang tak tertagih, yang
dilaporkan sebagai pengurang piutang usaha.
o INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi jangka panjang merupakan penyertaan di perusahaan lain dalam jangka panjang baik untak memperoleh pendapatan tetap (berupa bunga), dan pendapatan tidak tetap (berupa dividen) maupun untuk menguasai perusahaan lain. Penyertaan jangka panjang biasanya dilakukan dalam saham atau obligasi.
Gambar 2.1. Siklus Operasi Perusahaan Dagang
dengan Pembelian dan Penjualan Tunai
Gambar 2.1. menunjukkan
siklus operasi bagi perusahaan dagang yang pembelian dan penjualannya dilakukan
secara tunai.
Aktiva lancar dilaporkan di neraca dengan mengurutkan
likuiditasnya, yaitu cepatnya aktiva lancar untuk menjadi kas, dikonsumsi, atau dijual. Sebagai contoh cara
penyajian aktiva lancar di neraca, sebagai berikut:
|
Berikut ini contoh penyajian investasi jangka panjang di neraca.
o AKTIVA TETAP BERWUJUD
Aktiva tetap berwujud adalah sumber-sumber ekonomi yang memiliki wujud fisik. Aktiva tersebut dimaksudkan untuk digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan dan tidak untuk dijual dalam rangka memperoleh pendapatan. Termasuk dalam aktiva tetap berwujud, antara lain, .adalah tanah, gedung, dan peralatan. Kecuali tanah, aktiva tetap berwujud disusut setiap tahunnya. Aktiva tetap berwujud dilaporkan di neraca dengan mengurutkan sesuai kekekalannya. Tanah dilaporkan sebesar harga perolehannya sedangkan selain tanah sebesar nilai bukunya.
|
Berikut contohnya.
o AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
Aktiva tetap tidak berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau
kondisi dan posisi yang menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan.
Aktiva tersebut dapat diperoleh dengan membeli dari pihak luar atau dengan
mengembangkannya sendiri, misalnya hak paten. Sebagaimana aktiva tetap
berwujud, aktiva tetap tidak berwujudjuga disusut, tetapi istilahnya adalah
amortisasi, bukan penyusutan. Aktiva tetap tidak berwujud dilaporkan di neraca
sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi amortisasi kumulatifnya.
o AKTIVA LAIN-LAIN
Aktiva
lain-lain adalah aktiva-aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva
lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak
berwujud. Misalnya gedung yang masih dalam proses pembangunan dan kendaraan
yang belum digunakan
o UTANG LANCAR
Utang lancar adalah utang yang akan dilunasi
dalam rentang waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Utang
lancar akan dilunasi dengan aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang lancar
lainnya. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan akan
dilunasi dengan aktiva lancar atau menimbulkan utang lancar, diklasifikasi
sebagai utang lancar. Termasuk dalam utang lancar, antara lain, adalah utang
usaha, utang wesel, dan gaji yang masih harus dibayar. Utang lancar dilaporkan
di neraca dengan mengurutkan mana yang paling cepat akan dilunasi. Dalam
praktiknya, jatuh tempo utang dalam satu jenis utang tertentu itu
bermacam-macam sehingga sulit untuk menentukan utang mana yang harus
didahulukan melaporkannya. Praktik yang lazimnya digunakan adalah melaporkan
utang wesel lebih dahulu berapa pun jumlah rupiahnya dan kemudian utang usaha.
|
Berikut adalah contoh penyajian utang lancar
di neraca.
o UTANG JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang disebut juga utang tidak lancar. Ini adalah
utang yang pelunasannya atau jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal
neraca. Utang jangka panjang tidak akan dilunasi dengan menggunakan aktiva
lancar. Termasuk dalam utang jangka panjang, antara lain, adalah utang hipotik
dan utang obligasi.
|
Berikut ini contoh penyajian utang jangka panjang.
o MODAL PEMILIK
Modal pemilik adalah sisa hak pemilik atas aktiva neto perusahaan.
Aktiva netto adalah total aktiva dikurangi total utang. Nama-nama spesifik
modal pemilik bergantung pada jenis perusahaan ditinjau dari kepemilikannya.
|
|
B.
2. BENTUK NERACA
Neraca
dapat disusun dalam format staffel (report form)
Setiap
neraca harus mencantumkan informasi berikut: NAMA PERUSAHAAN, NERACA
sebagai judul laporan, TANGGAL NERACA dan ISI NERACA (AKTIVA,
UTANG dan MODAL PEMII.IK).
NERACA BENTUK STAFEL
|
B.
3. MANFAAT NERACA
Manfaat neraca adalah pada aspek likuiditas
dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan
merupakan kondisi tertentu yang harus dipelihara pada kapasitas yang mungkin
untuk menghasilkan laba.
Likuiditas adalah suatu alat ukur untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang-utangnya tepat pada waktu
yang telah disepakati. Para pemasok dana jangka pendek sangat berkepentingan
dengan likuiditas perusahaan. Sedangkan para pemasok dana jangka panjang lebih
memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan adalah suatu
alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan sumber dana.
C. LAPORAN RUGI-LABA
Laporan rugi-laba
adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha
perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Laporan rugi-laba disusun untuk
memenuhi tujuan laporan pada butir (b) sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya. Dengan demikian laporan rugi-laba menyajikan pendapatan selama satu
perioda dan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada perioda yang
sama. Di laporan rugi laba, dilaporkan juga untung (gain) dan rugi (loss).
Definisi mengenai pendapatan, untung, biaya dan rugi akan diberikan nanti.
Pendapatan (revenue) adalah kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban
atau kombinasi keduanya sebagai akibat penyerahan produk perusahaan kepada para
pelanggan. Sebuah salon kecantikan, misalnya, menerima uang tunai (kas) dari
pelanggan yang meminta untuk dipangkas rambutnya. Kenaikan kas yang diperoleh
dari penyerahan jasa kepada pelanggan ini disebut sebagai pendapatan. Sebagai
contoh lain, salon kecantikan di atas telah menerima uang muka dari pelanggan
yang baru akan minta dirias ketika akan diwisuda sepekan lagi. Dalam contoh
ini, salon tersebut sudah menerima uang tetapi belum menyerahkan jasanya. Jadi,
ia mempunyai kewajiban untuk menyerahkan jasa rias sepekan lagi. Jika sepekan
kemudian, salon tersebut jadi merias pelanggan itu, maka turun atau berkurang
kewajibannya. Turunnya kewajiban sebagai akibat penyerahan jasa kepada
pelanggan ini juga merupakan pendapatan.
Adapun biaya
(expense) merupakan kebalikan dari pendapatan. Yakni, biaya merupakan
penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban atau kombinasi keduanya sebagai akibat
penyerahan produk perusahaan kepada para pelanggan. Dalam contoh salon
kecantikan di atas, salon tersebut harus membayar kapster untuk memotong rambut
dan merias pelanggan. Turunnya kas untuk membayar kapster tersebut merupakan
biaya. Bisa juga terjadi bahwa salon tersebut membayar upah kapster sepekan
sekali sehingga salon tidak membayar upah sesaat setelah kapster bekerja. Ini
berarti, salon sudah menerima jasa kapster, tetapi belum membayar. Jadi,
kewajibannya bertambah. Bertambahnya kewajiban sebagai akibat penyerahan jasa
kepada pelanggan ini juga disebut sebagai biaya.
Untung adalah kenaikan aktiva netto yang berasal dari peristiwa insidental
dan bukan dari penyerahan jasa kepada pelanggan. Misalnya, perusahaan menjual
mesin produksinya yang sudah tua. Jika harga jual mesin bekas itu lebih tinggi
daripada nilai bukunya, maka pelepasan mesin tersebut mendatangkan untung
sebesar selisih lebih harga jual di atas nilai buku. Sebaliknya, jika harga
jualnya lebih rendahdaripada nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai rugi.
Agar
tujuan menyajikan laba-rugi periodik dapat terpenuhi, maka penyusunan laporan
rugi-laba harus:
a.
Memuat segenap pendapatan (revenue),
untung (gain), biaya (expense),dan rugi (loss) pada perioda
yang bersangkutan.
b.
Laporan rugi-laba seyogyanya
disusun dalam posisi vertikal, yaitu urut ke bawah dengan pendapatan menempati
posisi paling atas, kemudian barulah biaya-biaya (bentuk laporan demikian
disebut bentuk staffel).
c.
Pendapatan dan biaya usaha
dipisahkan dari pendapatan dan biaya di luar usaha.
Setiap
laporan rugi-laba harus mencantumkan informasi berikut:
a)
Nama perusahaan (dicantumkan paling atas pada kepala laporan rugi-laba). Dalam
contoh, nama perusahaannya adalah Perusahaan Transportasi Wisanggeni.
b)
Laporan Rugi-Laba sebagai judul laporan.
c)
Periode Laporan (periode tertentu, dalam contoh adalah "Untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2003 ").
d)
Elemen-elemen rugi-laba (pendapatan, untung, biaya, dan rugi).
Laporan
rugi-laba untuk perusahaan persekutuan dan perseroan tidak berbeda dari laporan
rugi laba untuk perusahaan perseorangan. Hanya saja, karena laba perusahaan
persekutuan dan perseroan menjadi objek pajak penghasilan badan maka setelah
laba ada satu pos 'pajak penghasilan.` Seandainya laporan rugi-laba di atas
adalah untuk pemisahaan perseroan atau persekutuan maka laba bersihnya diganti
denganjudul'laba sebelum pajak penghasilan.' Di bawah judul ini ada satu pos
pajak penghasilan yang jumlahnya menjadi pengurang laba sebelum pajak penghasilan.
Baris terbawah adalah laba bersih (net income) yang sering disebut bottom
line net income.
D. 1. BENTUK LAPORAN RUGI-LABA
Dipandang dari segi cara penyajiannya, terdapat dua macam bentuk
laporan rugi-laba. Dua macam bentuk tersebut adalah laporan rugi-laba bertahap
dan laporan rugi laba satu tahap.
- Laporan Rugi-Laba Bertahap (Multiple Step)
Laporan rugi-laba bertahap adalah laporan
rugi-laba yang penyajiannya mengikuti tahap-tahap:
A.
Penentuan laba-rugi dari
aktivitas usaha.
B.
Penentuan laba-rugi dari aktivitas
di luar usaha.
Pertama-tama dilakukan penentuan laba-rugi
dari aktivitas usaha dengan tujuan untuk menyajikan keadaan yang sesungguhnya
mengenai kemampuan perusahaan dalam mencapai laba dari kegiatan utama. Sesudah
tahapan penentuan laba-rugi usaha, baru diikuti dengan penentuan labarugi dari
aktivitas di luar usaha.
.
|
- Laporan Rugi-Laba Satu Tahap (Single Step)
Laporan rugi-laba satu tahap adalah laporan rugi-laba yang disajikan
dengan satu tahap saja. Pos-pos pendapatan dikumpulkan tanpa memperdulikan
sumber pendapatan tersebut dari kegiatan usaha atau pun di luar usaha. Demikian
pula biaya-biayanya, tidak perlu dipisahkan antara biaya usaha dan biaya di
luar usaha. Dengan demikian, laba-rugi periodik diperoleh langsung dengan menyelisihkan
segenap pendapatan dengan segenap biaya.
Laporan rugi-laba satu tahap tahap sangat sederhana dan mudah
disusun, namun tidak menunjukkan kemampuan sesungguhnya dalam mencapai laba
dari kegiatan usaha. Agar lebih jelas, di bawah ini disajikan laporan rugi-laba
Perusahaan Transportasi Wisanggeni dalam bentuk satu tahap yang secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut:
PERUSAHAAN
TRANSPORTASI WISANGGENI
LAPORAN
RUGI - LABA
UNTUK
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003
|
Pendapatan
Jasa angkutan 34.000
Bunga
50
Untung
pelepasan surat berharga
25
Rp 34.075
Biaya
Sewa
garasi
3.000
Sewa
kantor
2.000
Gaji
8.000
Bahan
bakar 9.000
Pemeliharaan
1.000
Parkir
200
Penyusutan
peralatan
1.200
Premi
asuransi 450
Bunga
75
Rugi pelepasan
alat kantor
15
Rp 24.940
Laba bersih
Rp
9.135
|
C. 2. MANFAAT LAPORAN RUGI-LABA
Laporan
rugi-laba menyajikan kesuksesan atau kegagalan perusahaan selama satu perioda
tertentu, dan inilah daya tarik paling besar dari sebuah laporan keuangan.
Apabila
pada suatu perioda perusahaan memperoleh laba, artinya pendapatan-pendapatan
yang dicapai melampaui biaya-biaya yang digunakan untuk mencapainya. Bersama
dengan laporan rugi-laba perioda perioda sebelumnya, secara simultan akan
disusun sebuah kecenderungan untuk mengestimasi rugi-laba yang mungkin di masa
yang akan datang.
Berikut
ini beberapa manfaat laporan rugi-laba yang dapat diketengahkan:
a.
Laporan rugi-laba merupakan
tolok ukur keberhasilan perusahaan.
Dengan menganalisa laporan rugi-laba, para pengguna dapat menilai
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber-sumber ekonomi perusahaan agar
berhasil guna dan berdaya guna.
b.
Laporan rugi-laba merupakan
titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada perioda berikutnya.
Masing-masing pendapatan dan biaya dianalisa secara simultan bersama-sama
pendapatan dan biaya pada perioda-perioda yang telah lalu. Dari situ dapat
disusun kecenderungan pendapatan dan biaya pada perioda berikutnya.
c.
Laporan rugi-laba merupakan
media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(rentabilitas ekonomi atau return on investment (ROI)).. Semakin besar
laba yang diperoleh dari usaha utama perusahaan, maka semakin tinggi
rentabilitas tersebut.
D. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Laporan perubahan modal adalah laporan
keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal
perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu
perioda akuntansi tertentu.
1.
Laporan Perubahan Modal
Perusahaan Perseorangan
Pemilik perusahaan perseorangan adalah individu tertentu. Pada saat
pertama kali perusahaan didirikan dan mulai beroperasi, modal perusahaan
merupakan kontribusi dari pemiliknya. Tambahan modal dapat diperoleh dari dua
sumber, yaitu :
a.
Laba bersih yang diperoleh.
b. Setoran tambahan dari pemilik
Sedangkan penggunaan sumber ekonomi perusahaan untuk membelanjai
kepentingan pribadi pemiliknya (prive) merupakan pengurang modal. Berikut ini
disajikan contoh laporan perubahan modal Perusahaan RAKHMAT.
|